Secercah Harapan, Merdeka Belajar Menjelang

0
1443

Secercah Harapan, Merdeka Belajar Menjelang

Pandemi belum berhenti, tetapi belajar tidak boleh berhenti. Kita hanya dapat memohon kepada pemilik semesta alam raya, agar corona segera hilang dari muka bumi ini. Sehingga para generasi penerus perjuangan, dapat leluasa mengeksplorasi diri pribadinya untuk belajar seperti sebelumnya.

Belajar merupakan proses. Setiap proses itu, bersandarlah kepada Sang Maha Penentu segalanya. Keyakinan sangat dibutuhkan, agar proses tidak bersandar kepada manusia. Manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah Swt tanpa ada batas. Wilayahnya manusia itu adalah berproses, terus berusaha, terus berikhtiar, tanpa kenal lelah dan putus asa. Jangan sampai berhenti untuk berproses, jangan sampai berhenti berikhtiar, jangan sampai berhenti berusaha. Selama kita terus berikhtiar, maka harapan akan selalu ada. Setiap kesempatan, harus dimanfaatkan. Kita tidak tahu, kesuksesan itu akan melalui jalan yang mana.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah dan janganlah kamu malas! Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan ‘seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’, tetapi katakanlah ‘Qaddarullah wa maa sya’a fa’ala’. Karena perkataan ‘seandainya’ akan membuka pintu syetan”. (HR. Muslim)

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2021, bertepatan dengan 20 ramadan 1442 Hijriyah, masih dalam keprihatinan. Kita semuanya masih dalam kondisi tidak menentu. Pembelajaran bagi para siswa, belum dapat dipastikan kapan akan diizinkan tatap muka. Baru ada beberapa pilot proyek sekolah atau madrasah yang menerapkan pembelajaran tatap muka. Itu saja harus dengan protokol kesehatan yang ketat. Belum dapat mendatangkan semua siswa, pada setiap proses pembelajaran. Masih dibatasi, jumlah siswa yang boleh dihadirkan di sekolah atau madrasah.

Apakah kita hanya akan mengeluh, menghadapi kondisi ini?. Tentunya kita harus terus berproses, agar selalu ada belajar, belajar dan belajar. Kita sudah mengalami beberapa metode pembelajaran selama pandemi ini. Kita juga sudah dapat membandingkan, pembelajaran sebelum dan setelah ada corona. Mungkin para orang tua wali murid, lebih objektif sesuai apa yang dirasakan sebelum dan setelah ada pandemi ini.

Seperti ada lentera di tengah kegelapan. Seperti ada cahaya harapan kepada pendidikan di Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sudah meluncurkan program yang spektakuler, yaitu merdeka belajar. Apa itu merdeka belajar?, berikut saya nukilkan dari Wikipedia, pada artikel yang membahas tentang merdeka belajar. Tema Hardiknas tahun 2021 ini juga tentang merdeka belajar, yaitu, “Serentak Bergerak, Menuju Merdeka Belajar”.

Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.(Wikipedia).

Momentum Hardiknas 2021 ini, marilah kita tetap semangat untuk terus mendampingi para siswa, agar selalu mendapatkan kesempatan belajar. Para guru, harus tetap sabar, dan selalu kreatif melayani siswa. Kalau wali murid, sangat mengharapkan segera tatap muka. Mungkin berbeda dengan siswa atau anak-anaknya. Sepertinya tidak masalah, apabila sekolahnya belum tatap muka. Bagi siswa yang memiliki semangat belajar tinggi, mengatakan sudah sangat bosan pembelajaran daring.(*)

Artikulli paraprakTamu Pendekar, Daarussalaam Bergetar
Artikulli tjetërBerdiri (kembali), tegaklah… IPM Jaya!!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini