Ba’da asar hari ini, Senin (29/6) saya melihat dari dekat para tukang yang sedang menyelesaikan pembangunan rumah ustadz dan guest house PPMTQ Daarussalaam Slinga Purbalingga. Alhamdulillah rumah pertama sudah dapat diselesaikan. Sedang menunggu selesainya pembuatan isi jendela dan pintu. Rencananya hari kamis yang akan datang, akan dipasang. Kalau sudah dipasang, berarti rumah pertama sudah selesai seratus persen. Tukang batu, sudah mulai mengerjakan rumah kedua. Rumah kedua sudah sampai tahap plester dinding dan sudah di cat dasar warna putih.
Pekerjaan rumah kedua, dimulai dengan membuat saluran pembuangan kotoran. Baik kotoran dari dapur, maupun kotoran dari kamar mandi. Tidak usah saya jelaskan lebih detail. Pembaca pasti sudah paham. Timbul pertanyaan dalam hati, mengapa dimulai dengan membuat saluran pembuangan?. Menurut tukang yang sedang mengerjakan, karena daerah yang akan dilalui saluran itu, akan segera dilakukan pengerjaan tangga menuju lantai dua. Perlu pembaca ketahui, bahwa PPMTQ Daarussalaam Slinga Purbalingga sedang membangun 4 rumah ustadz lantai dua. Lokasinya di kompleks asrama putra PPMTQ Daarussalaam Slinga Purbalingga.
Saat saya akan pulang, melihat pembantu tukang sedang menutup galian dengan tanah. Galian itu sudah ada paralon besar-besar. Warnanya putih bersih dan panjang. Saya iseng-iseng bertanya kepada pembantu tukang tersebut. Sebetulnya pertanyaan yang ringan, tetapi menurut saya jawabannya sangat bernilai atau memiliki value yang besar. Saya hanya mengucapkan kalimat, “Untuk membuang kotoran, kenapa dibuat bagus dan kuat?”. Pembantu tukang yang hanya lulus sekolah dasar ini, menjawab dengan mantap, “Sebab kalau terjadi kebocoran dan bau kotoran sedikit saja, akan menjadi masalah besar. Rumah bagus, tetapi ada bau yang tidak sedap, ibaratnya yang tadinya nilainya 8, dapat turun drastis menjadi 4 bahkan dapat turun menjadi lebih rendah di bawahnya”.