Apabila seorang laki-laki membawa gen thalasaaemia dan bertemu serta menikah dengan sesama pembawa gen thalassaemia, maka anaknya akan menderita thalassaemia mayor. Thalassaemia mayor itu yang obatnya adalah transfusi darah. Sepenggal cerita yang disampaikan oleh sekretaris POPTI (Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia) Purbalingga, Toto Indarto.
Hal ini disampaikan saat sosialisasi thalassaemia di MTs Muhammadiyah 04 Purbalingga di Slinga, Sabtu (18/5) beberapa hari yang lalu.
Pelaksanaan sosialisasi ini dibagi menjadi dua tempat. Siswa putra di mesjid Al Fatah komplek asrama putra PPMTQ Daarussalaam Slinga dan siswa putri di masjid Zaleha Omar komplek asrama putri.
Kegiatan sosialisasi thalassaemia ini sangat penting, agar para siswa mengetahui sejak dini akibat menderita thalassaemia.
Diceritakan oleh salah satu orang tua penderita thalassaemia. Anak pertama tidak menderita thalassaemia, mungkin hanya membawa gen thalassaemia, tetapi anak kedua menderita thalassaemia mayor. Thalassaemia mayor ini, yang harus setiap bulan, atau setengah bulan bahkan sepekan sekali harus transfusi darah.
“Apabila anaknya ada yang menderita thalassaemia mayor, ini berarti kedua orang tuanya membawa gen thalassaemia. Maka apabila seseorang yang memiliki gen thalassaemia, agar anak keturunannya tidak menderita thalassaemia, maka harus mencari istri yang tidak membawa gen thalassaemia”, kata Heri.
Salah satu duta thalassaemia Purbalingga, Tanisha Mahrin yang juga merupakan siswa kelas 9 MTs Muhammadiyah 04 Purbalingga, menyampaikan, “Penderitaan anak yang menderita thalassaemia itu terutama saat harus transfusi darah. Terutama saat mencari pembuluh darah. Kalau yang sudah besar atau dewasa tidak terlalu lama dapat langsung ketemu. Kalau yang masih kecil atau bayi, lebih sulit dan tidak satu kali langsung ketemu.
Selain itu, “Apabila penderita thalassaemia itu masih sekolah, maka akan sering izin tidak sekolah. Hal ini disebabkan ada saatnya harus transfusi darah. Maka dari itu, agar thalassaemia mayor tidak bertambah jumlahnya, hindari pernikahan antara pembawa gen thalassaemia”, tutup Thanisa.
Di akhir pertemuan, peserta sosialisasi thalassaemia di Mufourga ini, diajak untuk bersama-sama mengucapkan, “Jangan menikah dengan sesama gen thalassaemia”. (AP)